Basic Profile 
Birthname백설
RomanizedBaek Seol
BirthdateSeptember 4th
Asctronomical SignVirgo
Birthplace (real)Seoul, South Korea
Birthplace (stated in her birth certificate)Tokyo, Japan
Current ResidenceSeoul, South Korea, Seoul Writes Apartment
GenderCis Female
Sexual OrientationPansexual
EthnicityPure Korean
NationalityKorean
Blood TypeAB
Known LanguagesKorean, English, Japan
Current OccupationMember of Diedame
Affiliated WithBM Entertainment
Physical Appearance 
Height164 cm
Weight48 kg
Skin ColorPale Ivory
Hair TypeStraight
Hair LengthLong
Eye ShapeDouble Lid
Eye ColorChestnut Brown

❝Versi hidup dari putri salju? Kulitnya putih pucat menyerupai salju. Bibirnya juga merah seperti delima. Rambut panjangnya sehitam arang. Aduh, cantik sekali!❞

❝Senyum lebar dan mata yang bulat. Dua hal yang menjadi ciri khas Baek Seol.❞

❝Kepribadian Baek Seol tercermin betul pada gaya berpakaiannya. Dia suka sekali memakai busana berwarna cerah. Cocok dengan pembawaannya!❞

❝Mungkin karena konsep yang dibentuk agency untuk Baek Seol adalah girl next door. Mungkin juga karena usianya yang masih tergolong muda. Aku hampir tidak pernah melihat gadis itu memakai pakaian yang ‘terbuka’.❞

PERSONALITY


Tantangan dan kerja keras agaknya adalah dua hal yang amat tidak cocok disandingkan dengan Baek Seol. Ayah dan ibunya sangat memanjakan si gadis tunggal. Apapun yang ia minta, akan langsung mereka beri. Terlebih ia lahir di keluarga kaya. Sesuatu yang sering disebut orang ‘beauty privilege’, Seol diberkahi hal itu juga. Ia terlahir dengan kulit putih bak susu. Rambutnya sehitam arang. Bibir merah alami. Kemampuan otaknya berhasil mengantarkan si gadis ke rangking pertengahan. Pun sejak kecil ia telah akrab dengan dunia tarik suara serta gerak tubuh. Tuan Baek dengan senang hati menyewa pelatih vokal dan tari terbaik begitu tahu sang putri tertarik pada dunia entertainment. Yah, gadis itu juga bisa dibilang memiliki bakat bernyanyi dan menari. Jalannya semakin mulus karena sang Ayah memiliki agency hiburan sendiri. Kapan Seol pernah berusaha untuk mendapatkan sesuatu? Jawabannya tidak pernah. Tak heran hampir sepanjang waktu kau akan melihatnya bersantai. Ketika trainee lain menghabiskan malam mereka di ruang latihan untuk latihan ekstra, Seol tidak pernah mengambil jam tambahan. Ia datang dan pergi tepat waktu sesuai jadwal. Toh tanpa berlatih ekstra ia dapat mengeksekusi seluruh evaluasi vokal dan tarinya dengan sempurna.Ia tidak pernah mengerti apa itu ‘tanggung jawab’. Bahkan kini setelah mengemban status sebagai publik figur, Seol masih belum berubah. Dirinya yang utama, tidak pernah sedikitpun ia pikirkan keadaan atau perasaan orang lain yang menjadi imbas atas sikapnya yang semena-mena dan tidak bertanggung jawab.Selain itu, karena selalu menjalani hidupnya dengan ‘mudah’, si gadis tumbuh menjadi sosok yang kurang akan rasa empati. Ia berpikir semua orang menjalani hidup sama mudah seperti dirinya. Seringnya Seol mengacuhkan maupun mengabaikan kebutuhan orang lain. Ia memandang kebanyakan orang hanya sebagai objek untuk melayaninya.Santai adalah satu kata yang tepat untuk menggambarkan Seol secara keseluruhan. Pola pikirnya sederhana pun bukan tipikal yang suka ambil pusing pada suatu permasalahan. “Badai pasti berlalu. Semua masalah pasti akan selesai.” Prinsip yang selalu dijunjung sang putri keluarga Baek. Sisi baiknya, ia bukan tipikal yang mudah overthinking. Ketimbang panik ketika dihadapkan pada suatu masalah, ia dapat bersikap lebih tenang dibanding orang kebanyakan dan menghadapi hal tersebut dengan kepala dingin.Persuasif. Mudah bagi Seol untuk membujuk orang-orang di sekitar untuk mengikuti apa maunya. Mungkin karena kekuasaan yang dimiliki sang ayah? Atau mereka terlena pada paras serta pembawaan si gadis yang menyenangkan? Entahlah. Pemalu juga bukan sesuatu yang pantas disemat di dahi si gadis. Ia dapat dengan mudah mengakrabkan diri dengan orang-orang asing dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Mulai dari musik sampai politik, kau dapat mendiskusikan segalanya dengan Seol. Dari testimoni orang-orang yang mengenal Seol juga, gadis itu memang memiliki modal dasar untuk menjadi seorang idol; mudah untuk menyukainya secara instan.

STORY


“You didn’t grow under my heart, you grow in it.”

Satu kalimat bak vonis mati diterima Eun Hyeyoon dua puluh dua tahun silam.“Kami tidak punya pilihan lain, rahim Anda harus diangkat, Nyonya. Ukuran fibroid di rahim Anda terlalu besar. Terpaksa kami melakukan histerektomi. Kalau tidak, akan terlalu berbahaya bagi kesehatan Anda.”Bayangan soal pernikahan yang sempurna langsung sirna. Impian memiliki keluarga sempurna seakan terampas oleh tangan-tangan tak kasat mata.Hampir semua orang bilang seorang wanita bukanlah wanita sempurna sampai melahirkan seorang anak. Air mata menetes tanpa bisa ditahan. Tubuh bergetar akibat serangan rasa sedih yang tiba-tiba melanda. Gagal. Ia merasa gagal. Tak apa jika nanti lelaki yang amat dicintainya memilih untuk pergi. Baek Kyung pantas mendapatkan wanita lain yang dapat memberinya keturunan.“Meninggalkanmu? Kau bercanda?”Malah tawa kecil berikut usapan lembut di punggung yang menjadi jawab. Peluk diberi sebagai hadiah kemudian, menenggelamkan tubuh mungil Hyeyoon sekaligus memberinya secercah ketenangan.“Aku mencintaimu, ada atau tanpa kehadiran seorang anak. Daripada kau terus memikirkan hal-hal buruk, bagaimana kalau kita berlibur dulu?”Maka setahun dihabiskan pasangan muda tersebut di Negeri Sakura. Baek Kyung merelakan posisi pimpinan agency hiburan milik keluarganya dijalankan oleh orang lain untuk beberapa saat. Fokusnya saat itu hanyalah menyenangkan sang istri. Membuat wanita tercintanya itu setidaknya lupa akan sedih yang tengah melanda.“Bagaimana kalau kita coba ke panti asuhan?”Permintaan pertama Eun Hyeyoon kala mendarat di Seoul setelah satu tahun menyegarkan pikiran di negeri orang.Baek Kyung mengernyitkan dahi. Bukan ia tak suka dengan ide tersebut. Baginya, seorang anak tak harus lahir dari rahim Hyeyoon. Semua akan ia lakukan asal Hyeyoon senang. Pun ia berjanji, anak yang akan mereka adopsi nanti (kalau ada) akan ia sayangi bagai buah hatinya sendiri. Ia hanya terkejut mengetahui fakta sang istri tidak sepenuhnya lupa dengan persoalan yang menjadi alasan utama mereka bepergian untuk sementara waktu.Maka senyum cepat diukir. Tak ingin membuat gadis yang telah berjanji menghabiskan hidup dengannya itu bersedih. “Baik, kita ke panti asuhan sekarang.”Mungkin benar kata orang, segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, bahkan hal sederhana seperti jatuhnya helaian daun di pohon, telah diatur oleh Tuhan. Usai mengatakan hal tersebut, alih-alih langsung ke kediaman mereka di kawasan Gangnam, Baek Kyung langsung meminta sang pengemudi mengarahkan kendaraan ke salah satu panti asuhan. Sambutan ramah didapat dari beberapa wanita yang memang bertugas mengelola tempat tersebut, namun satu hal yang tak disangka…“Aigooo, Seol-ku cantik sekali!”Atensi Baek Kyung yang kala itu tengah berbincang dengan salah satu pengelola langsung tercuri.‘Seol-ku? Siapa Seol?’Kala mengalihkan pandang, nampak sang istri tengah menggendong seorang bayi mungil.“Yeobo, Seol kita cantik sekali! Lihat, lihat, matanya besar seperti matamu!”“Gadis itu baru saja kami temukan semalam. Entah siapa yang dengan tega meletakkannya begitu saja di depan tembok panti. Tanpa meninggalkan nama atau apapun yang berhubungan dengan si bayi. Kasihan sekali…” Sebelum sempat bertanya, salah seorang petugas panti bersuara.“Boleh kami adopsi anak itu?”

STORY


“You’re ours, though not by birth. But just the same, we feel you’re the greatest child on earth.”

“Uri Seol memang yang paling cantik!”Seol menatap bayangan dirinya pada cermin. Esem lebar tersemat di paras tanpa cacat gadis tersebut. Sebuah gaun indah berasal dari rumah mode anak terkenal membungkus paras semampainya dengan apik. Tak hanya itu, gunungan hadiah pun tersusun di salah satu sudut ruang pribadinya (yang amat luas). Empat September, waktu dimana pasangan Baek Kyung dan Eun Hyeyoon bertemu si gadis di panti adalah tanggal yang kemudian dipilih sebagai tanggal kelahiran si gadis.“Persis seperti Putri Salju!” Sang kepala keluarga tiba dan langsung meraup gadis kecilnya ke dalam gendongan.Sembari menyuarakan tawa renyah, Seol memeluk leher sang Ayah dan menarik Ibu mendekat. “Siapa dulu, anak eomma dan appa!”Iya, selain keluarga dekat, tak ada satu orang pun yang tahu Baek Seol bukanlah darah daging Baek Kyung dan Eun Hyeyoon. Sejak bertemu Seol, Hyeyoon terus berkata gadis itu adalah putrinya. Baek Kyung, Tentu tak ingin menghancurkan fantasi indah sang istri walau tahu hal tersebut sebetulnya adalah tanda kecil dari permasalahan mental yang entah sejak kapan tiba. Namun beruntung sempat membuat keputusan untuk tinggal di negara seberang selama setahun. Orang-orang sekitar dengan mudah percaya jika gadis di gendongan sang istri adalah buah hati mereka yang lahir di Jepang. Sebuah mukjizat, kata Baek Kyung acap kali ditanya bagaimana sang istri dapat melahirkan dengan penyakit yang diderita. Toh, selain keluarga inti pun tidak ada yang tahu rahim Hyeyoon telah diangkat.“Ah, iya, Appa, kemarin aku diajak imo jalan-jalan ke kantor Appa. Lalu aku melihat unnie-unnie cantik sedang menari dan bernyanyi di ruang latihan. Mereka keren sekali!!”Baek Kyung mengerutkan dahi sesaat. “Ah, iya, mereka calon idol yang akan segera debut. Makanya mereka berlatih keras. Keren, ya?”Seol mengangguk tanpa ragu. “Keren sekali! Kalau sudah besar, Seol mau jadi seperti unnie-unnie itu!”“Seol mau jadi idol juga?”Lagi, dengan tegas gadis berusia empat tahun itu menggerakkan kepalanya naik-turun.“Ya sudah, nanti Appa minta beberapa trainer datang ke rumah untuk melatih Seol, bagaimana? Jadi Seol tidak usah mengorbankan waktu sekolah Seol. Tidak harus capek-capek datang ke agency juga.”Bagi Baek Kyung, pinta sang putri adalah titah tak terbantah. Selama ia masih memiliki kemampuan, ia harus kabulkan seluruh permintaan sang putri semata wayang. Seol adalah anugerah yang dititipkan Tuhan padanya ketika ia dan sang istri terpuruk di titik terendah.

STORY


“Since the moment I decided to become a singer and became a trainee, I’ve never regretted anything.”

“Ulangi lagi!” bentak Sungeun saem. “Kau masih belum menguasai nada-nada tinggi dalam lagunya.”Dari posisinya berdiri, Seol melihat salah seorang trainee lain, Soyeon, sedang melakukan wall sit, posisi di mana punggung menempel ke dinding dan kaki ditekuk seolah-olah sedang duduk. Sementara itu, sang pelatih vokal berdiri di hadapan Soyeon sambil bersedekap. Soyeon memulai kembali nyanyiannya dengan peluh sebesar bulir jagung membasahi pelipis.Sudah satu bulan ia resmi menyandang status sebagai trainee BM Entertainment. Membawakan lagu ‘Santa Tell Me’ milik Ariana Grande tanpa kesulitan, menyentuh nada-nada yang tepat walau nada tinggi sekalipun, jalannya menuju gedung megah BM Entertainment sangat mulus. Sayang, beberapa peserta audisi berpikir Seol mendapat tiket ‘masuk’ dengan mudah karena statusnya sebagai putri pemilik agency, seolah lupa gadis itu memang berhasil membawakan lagunya tanpa kesalahan sedikit pun. Namun berhubung Seol tak pernah mendengar ‘bisik-bisik’ tersebut (atau memang tidak peduli karena ia tipikal orang yang apatis pada keadaan sekitar?), maka ia menjalani hari-harinya sebagai trainee tanpa beban.“Dari diafragma!” seru si pelatih.Kaki Soyeon mulai gemetar, tetapi ia terus menyanyi. Namun tiba-tiba saja suaranya pecah di nada tinggi. Sang pelatih membungkuk dan memukul perut gadis itu dengan keras. Soyeon mengernyit menahan sakit, tetapi tidak berhenti bernyanyi.Sebuah pemandangan yang tak asing. Kendati demikian, semenjak melangkahkan kaki ke dalam lobi mewah BM Entertainment dengan status trainee, tak pernah sekalipun ia mendapat titah untuk melakukan wall sit, salah satu jenis hukuman paling keras yang diberikan sebab para trainee. Hukuman fisik yang katanya bisa memperkuat diafragma pun tak pernah diterima.Yah, memang ia tidak pernah melakukan kesalahan saat latihan? Pikiran Seol sesederhana itu. Tidak sejauh omongan jahat beberapa trainee yang iri dan berasumsi Baek Seol tak pernah mendapat hukuman karena semua pelatih takut kepada Tuan Baek.Bunyi bel berbunyi dengan nyaring hingga dapat terdengar ke seluruh ruang-ruang dalam rubanah BM Entertainment. Sebuah tanda berakhirnya sesi latihan saat itu. Saat bagi para trainee beralih ke kelas selanjutnya. Namun jika bel tersebut berbunyi di kelas terakhir, maka berarti aba-aba untuk para trainee mengakhiri sesi ‘kerja keras’ mereka untuk hari itu dan beristirahat di asrama. Pengecualian jika…“Tidak boleh pulang sebelum kalian berhasil menguasai lagunya!”Biasanya, mereka yang telah diberi ucapan ‘lolos’ akan tetap tinggal, toleransi terhadap sesama trainee yang terpaksa tinggal melanjutkan sesi latihan mereka.“Baik, terima kasih, saem. Aku pamit, ya!”Berbeda dengan Seol yang akan tetap melenggang santai keluar ruang latihan. Tak heran semakin banyak omongan jelek tentangnya ‘kan?

STORY


“You should be a role model that teaches people to stay positive, keep fighting, remain brave, stay ambitious, stay focused, and stay strong.”

Waktunya evaluasi mingguan… atau bukan. Setiap awal pekan seluruh trainee akan dikumpulkan di auditorium utama BM. Seringnya satu persatu dari mereka akan diminta maju satu persatu seorang diri dan diberi waktu satu menit untuk menunjukkan hasil latihan mereka. Para petinggi akan duduk di depan panggung, tanpa ragu memberi kritik pedas atas segala hasil yang ditampilkan. Oh, tak lupa, di pagi hari juga ada penimbangan badan rutin. Siap-siap saja mendapat omelan kalau beratmu bertambah. Seol sendiri sudah menyiapkan sebuah tarian yang nantinya akan diiringi lagu ‘Havana’ milik Camila Cabello untuk evaluasi pekan itu. Namun di kesempatan tertentu, selain evaluasi mingguan, awal pekan juga bisa diisi pengumuman mengejutkan dari petinggi Baek tentang grup yang akan debut serta trainee-trainee beruntung yang terpilih untuk menjadi bagian grup tersebut.Baru saja Seol mendaratkan bokongnya di salah satu kursi, dapat dilihat sang Ayah, Tuan Baek, naik ke atas panggung. Secara otomatis, dua alis terangkat ke atas. Dengan cepat trainee-trainee yang duduk di dekatnya saling berbisik satu sama lain. Hanya ada satu kemungkinan jika orang tertinggi di BM-lah yang naik ke panggung alih-alih seorang pelatih. Pengumuman debut.“Menurutmu boygroup atau girlgroup?”“Sepertinya girlgroup karena tahun lalu BM baru saja mendebutkan boygroup?”Berbagai spekulasi mulai terdengar disana-sini.“Kami sangat senang untuk mengumumkan hal ini,” kata Tuan Baek dengan suara yang menggelegar di auditorium. “Dalam waktu dekat, kita akan memperkenalkan girlgroup baru BM, Diedame! Mari kita sambut empat gadis yang akan menjadi wajah baru dari calon grup terhebat di Korea!”Seolah ada yang membalikkan meja raksasa di tengah auditorium. Para trainee dengan heboh mencoba menebak nama-nama yang akan diumumkan, menjulurkan leher untuk melihat siapa-siapa saja yang ada di dalam ruangan. Seol menegakkan tubuh di kursi, kejutan menjalari dirinya seperti aliran listrik. Jelas sekali gadis itu pun tidak tahu BM akan mengumumkan grup baru hari itu.“Saya akan meminta mereka naik ke panggung,” kata Tuan Baek. “Pertama, Oh Bitna, yang selalu bersemangat menjalani hari-harinya. Min Jia, all rounder hebat kita. Yamada Ai, tentu tidak boleh ditinggalkan untuk memberi warna pada grup ini.”Tuan Baek berhenti sejenak, memandang ke sekeliling auditorium dengan dramatis. Udara dipenuhi antisipasi yang nyaris menyesakkan dada Seol. Sang Ayah belum menyebut namanya.“Lalu saya ingin mengumumkan satu anggota terakhir dengan bangga.” Ia merentangkan tangan lebar-lebar, seolah siap memeluk gadis terakhir yang namanya akan disebut. “Baek Seol, selamat, sayang!”Kakinya seolah mati rasa saat itu juga. Seol tidak tahu bagaimana ia melakukannya, tapi toh dengan kaki kebas itu ia berhasil berjalan menyusuri lorong auditorium dan naik ke panggung. Kakinya lemas dan ia nyaris tidak mendengar sorak-sorai yang bergema di seluruh penjuru auditorium. Bahkan belum genap setahun ia menjadi trainee dan ia sudah berhasil terpilih menjadi calon anggota grup baru BM?Seperti yang sudah ditebak, sorak-sorai yang ada hanya ditujukan pada tiga anggota pertama yang disebut Tuan Baek. Tak peduli sebagus apa hasil evaluasi Seol selama ini, semua orang beranggapan ia bisa debut dalam waktu singkat karena pengaruh sang Ayah.Akankah si gadis mendengar semua omongan 'miring' tentang dirinya suatu hari nanti? Apakah pada akhirnya ia merubah sikap dan menunjukkan rasa profesionalitas juga tanggung jawab? Berhasilkah ia membuktikan bahwa ia memang pantas mendapat 'tempat' sebagai salah seorang anggota Diedame?

TRIVIA


  • Nama Baek Seol adalah bahasa Korea untuk ‘Snow White’. Tuan dan Nyonya Baek memberi nama demikian sebab tampilan fisiknya begitu mendekati deskripsi Snow White.

  • Para fans pun memberinya nickname Snow White atau Baekseol Gongju.

  • Menyukai warna hitam, merah, dan merah jambu. Jadi jangan heran jika pakaian dan barang-barang miliknya didominasi tiga warna itu.

  • Pandai dalam hal make up.

  • Sangat menggilai ayam goreng dan cokelat!

  • Tak peduli sesibuk atau selelah apapun dirinya, mengaplikasikan rangkaian skincare pada wajah tiap pagi dan malam hari adalah hal yang wajib baginya.

  • Lebih banyak menggunakan tangan kirinya alias kidal.

  • Lulusan Hanlim Multi Art School. Bahkan hingga kini wajahnya masih kerap menghiasi sampul brosur sekolah tersebut. Sayang setelah lulus sekolah menengah atas ia memutuskan untuk menunda pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi hingga kini. Pada orangtuanya ia berdalih hendak fokus pada karir. Padahal kenyataannya ia tidak mau waktunya untuk bersenang-senang tersita lebih banyak.

  • Sedang dalam tahap belajar memainkan piano.

  • Hal-hal yang harus ada di tasnya : ponsel, kabel charger, power bank, airpods, beberapa cokelat batangan, cermin, sisir, dan lipstick

  • Memiliki banyak koleksi lipstick merah

CHARACTER DEVELOPMENT FORM